www.kabarberitaguru.blogspot.com
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies
Baswedan, memutuskan mengoreksi Kurikulum 2013 untuk disederhanakan dalam
penerapan karena beban penilaiannya dinilai terlalu besar.
“Sistem penilaian
pada Kurikulum 2013 dengan penilaian autentik memberatkan guru karena waktunya
habis hanya untuk melakukan penilaian," ujarnya, ketika menginspeksi
pelaksanaan pencetakan Kartu Indonesia Pintar, di PT Pura Grup Kudus, Sabtu
malam (16/4).
Untuk itu, kata dia,
disederhanakan supaya guru bisa menilai dengan mudah.
Sekolah yang sebelumnya
menerapkan Kurikulum 2013, kata dia, sekarang gurunya diikutkan dalam
pelatihan.
Jumlah guru yang
diikutkan dalam pelatihan, kata dia, sebanyak 254.000 guru untuk dilatih
melaksanakan kurikulum itu dengan cara yang baru.
Sebetulnya, kata
dia, Kurikulum 2013 cukup baik, hanya saja ketika dilaksanakan serempak tanpa
persiapan matang, menimbulkanmasalah.
Untuk itu, kata dia, guna melaksanakan
kurikulum dengan cara yang baru nantinya tentu harus ada pelatihan hingga
semuanya benar-benar siap.
Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, Agus Nuratman, mengungkapkan, guru tingkat
SMA/SMK di Kudus juga mulai mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 itu.
"Guru yang mengikuti pelatihan secara
bergiliran," ujarnya.
Untuk sekolah tingkat SMA/SMK, kata dia,
terdapat lima sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 dari 43 SMA/SMK baik
swasta maupun negeri.
Bagi guru yang belum terbiasa dengan model
baru, kata dia, memang terkesan memberatkan, terlebih sistem penilaiannya
menggunakan penilaian autentik yang ada instrumennya serta dibuktikan dengan
data terukur.
Sebetulnya, kata dia, semua guru bisa menilai
masing-masing siswanya sehingga ketika sudah menguasai sistem penilaiannya
tentunya tidak akan kerepotan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar